Tuesday, 26 July 2011 08:41
|
Selama
ini banyak orang bertanya kepada saya bagaimana rahasianya menjadi
pengusaha yang sukses. Mereka berharap saya bersedia membagi pengalaman
dan kiat-kiat berusaha supaya sukses.
Bagi saya, membagi pengalaman kepada orang lain menyenangkan, apalagi bila pengalaman saya tersebut bermanfaat.
Senin
5 April lalu, saya diundang oleh Universitas Islam As Syafiiyah,
Jakarta, untuk membagi pengalaman. Dalam acara bertajuk “Studium
Generale Kewirausahaan” itu saya diminta memberikan ceramah mengenai
kewirausahaan dan kiat sukses berbisnis.
Kepada
para mahasiswa saya katakan untuk sukses berbisnis kita tidak bisa
hanya belajar di bangku kuliah saja. Bangku kuliah hanya mengajarkan
dasar dan teori. Sisanya kita belajar kepada mereka yang telah berhasil.
Orang itu tidak harus S3 untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi hanya S1
seperti saya, bahkan ada yang tidak memiliki ijasah.
Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai usaha dan
menggapai kesuksesan? Jawabannya adalah mimpi. Kita harus berani
bermimpi menjadi orang yang sukses. Sejarah juga membuktikan banyak
temuan hebat dan orang sukses dimulai dari sebuah mimpi. Kalau anda
bermimpi saja tidak berani, ngapain membuka usaha.
Tentu
saja tidak hanya berhenti sekedar mimpi untuk mencapai sukses. Setelah
mimpi anda bangun, lalu pikirkanlah mimpi anda. Berfikirlah yang besar.
Seperti kata miliarder Amerika Donald Trump; if you think, think big.
Pikir yang besar, pikir jadi presiden, jangan pikir yang kecil-kecil.
Setelah
itu anda buat rencana, buat rincian, dan bentuk sebuah tabel. Terakhir,
yang paling penting, segera jalankan rencana tersebut. Jika anda
bertanya perlukah berdoa? saya katakan berdoa itu perlu (baca : sangat
penting). Tapi perencanaan juga perlu. Doa saja tanpa perencanaan saya
rasa tidak akan berhasil.
Dulu
waktu masih kuliah, saya biasa membuat perencanaan dan membagi waktu.
Saya bangun sholat Subuh, lalu latihan karate, setelah itu tidur lagi
sampai pukul 10. Baru pukul 11 belajar.
Intinya dengan perencanaan,
masalah akan terselesaikan dengan baik. Sekarang juga begitu, saya bagi
waktu untuk partai dan lainnya. Pukul sekian seminar, pukul sekian jadi
pembicara, pukul sekian… Kadang 10 masalah bisa saya selesaikan sehari.
Keluhan
paling sering dilontarkan orang yang tidak berani berusaha adalah tidak
mempunyai modal atau dana. Banyak juga yang berkata saya bisa sukses
karena ayah saya pengusaha. Itu salah besar. Saat memulai usaha saya
tidak mempunyai uang.
Saat
akan membeli Kaltim Prima Coal (KPC) saya juga tidak memiliki dana.
Caranya saya datangi calon kontraktor dan tawarkan kerjasama yang
menguntungkan dia, tapi saratnya dia pinjami saya dana. Saya juga
mendatangi bank dan berkata demikian. Lalu dari uang yang dipinjamkan
itu, saya membeli KPC dan sekarang menjadi perusahaan besar.
Jangan
pernah bicara tidak punya dana. Uang datang jika ada ide besar atau ada
proyek yang visible. Bill Gates juga tidak mempunyai uang, tapi dia
mempunyai ide bagus. Dia tidak lulus kuliah, dia bukan anak orang kaya,
tapi dari garasinya dia bisa membuat Microsoft jadi perusahaan besar.
Maka pikirkan ide yang bagus, lalu anda cari partner yang punya uang.
Yakinkan dia dan berkerjasamalah dengan dia. Jika dalam kerjasama
partner anda meminta keuntungan lebih besar, jangan persoalkan.
Misal
semua ide dari anda tapi anda hanya dapat 10%, itu tidak masalah. Sebab
10% itu masih untung dari pada anda tidak jadi bekerjasama dan hanya
dapat nol %. Jangan lihat kantong orang, jangan lihat untung orang,
lihat kantong kita ada penambahan atau tidak.
Setelah
anda menjalani usaha, suatu saat anda pasti akan menghadapi masalah.
Hadapi saja masalah itu, karena masalah adalah bagian dari hidup yang
akan terus datang. Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat
krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu keadaan perekonomian sulit, semua
pengusaha dan perusahaan juga sulit.
Saat
itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini
karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu
sekitar USD 1 miliar. Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat
kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena
itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang
terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap. Seperti yang diajarkan
ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap,
karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka
saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan.
Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
untuk yang kedua kalinya. Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan,
mana mau mereka memilih saya.
Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali.
Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat
ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari. Banyak usaha yang
saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal
2,5%. Saya juga mencari pinjaman sana-sini.
Akhirnya
dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang
saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali.
Itulah pengalaman saya selama ini. Saya berharap bisa menjadi ilmu yang berguna. Papatah mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik.
Sebagai penutup saya ingin bercerita mengenai kisah telur Colombus.
Suatu saat Colombus menantang orang-orang untuk membuat telur bisa
berdiri.
Saat
itu tidak ada satupun orang yang bisa membuat telur berdiri. Kemudian
Colombus memberi contoh cara membuat telur berdiri dengan memecahkan
bagian bawahnya. Lalu orang-orang berkata; ah, kalau begitu caranya saya
juga bisa.
Nah,
saya ingin menjadi Colombus. Saya tunjukkan caranya, lalu anda
mengatakan; kalau begitu saya juga bisa. Kemudian anda memulai usaha dan
menjadi berhasil dan sukses. Saya senang kalau anda sukses, karena
semakin banyak orang sukses, semakin maju bangsa ini.
|
Last Updated on Thursday, 28 July 2011 02:11 |
|
Thursday, 15 October 2009 07:55
|
Purdi E. Chandra. Pada akhir tahun
1981, saya merasa tidak puas dengan pola kuliah yang membosankan. Saya
nekad meninggalkan kehidupan kampus. Saat itu saya berpikir, bahwa gagal
meraih gelar sarjana bukan berarti gagal dalam mengejar cita-cita lain.
Kemudian pada tahun 1982 saya mulai merintis bisnis bimbingan tes
Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan Belajar
Primagama.
Bisnis
tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Dari awalnya yang sangat
sepi peminat - hanya 2 orang - sampai akhirnya peminatnya membludak
hingga Primagama dapat membuka cabang di ratusan kota di penjuru tanah
air, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di Indonesia.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses
identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah.
Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang
dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah
di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan
Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan
kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa
dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih
gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang
penuh cita–cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah
dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak
saat itu Purdi mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat
tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri
yang punya nama, seperti UGM. Ini merupakan peluang bisnis yang cukup
potensial, bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal
ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan
ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
“Saya
mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu
yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan modal
hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel
Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya
hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan.
Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala
upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahun setelah itu
nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak dan semakin
banyak saja. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi
pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini.
“Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan
diri,” ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. Dan
berkat kerja keras selama ini Primagama masih menjadi market leader di bisnis bimbingan belajar dengan lebih dari 700 outlet di seluruh Indonesia.
|
Last Updated on Friday, 15 July 2011 08:38
|
Friday, 27 March 2009 08:56
|
Mr.JOGER. Orang kreatif adalah orang yang bisa memunculkan ide dan
diterima orang lain dengan senang hati. Salah satunya adalah Joseph
Theodorus Wulianadi alias Mr Joger, BAA, BSS (Bukan Apa-Apa dan Bukan
Siapa-Siapa). Pemilik pabrik katakata Joger ini bahkan disebut sebagai
orang kreatif yang mampu memunculkan ide gila, aneh, menipu semua orang
tapi bagaimana yang ditipu tidak merasa ditipu, dan malah merasa senang.
Berawal
dari itikad baik untuk menjadi manusia yang baik, minimal tidak menjadi
parasit di negeri tercinta atau tidak menjadi pengangguran atau menjadi
beban bagi orang lain adalah motivasi awal bagi Mr Joger untuk merintis
usaha. ”Saya ini kan bukan ahli bahasa. Saya juga bukan orang pintar.
Tapi tampaknya saya punya keyakinan yang cukup untuk mendukung
keberanian saya mengemukakan niat-niat baik melalui karya-karya saya
yang jelek-jelek. Tapi bukan salah saya kalau ternyata banyak masyarakat
dalam maupun luar negeri yang jatuh hati dan secara rutin mau membeli
produk-produk Joger yang jelek-jelek tapi unik ini,” tegas Mr Joger.
Bisnis bagi saya adalah bagaimana caranya “menipu” konsumen secara
baik-baik, sehingga mereka merasa senang dan merasa tidak ditipu, dan
datang lagi minta ditipu secara berkesinambungan.
Marketing
yang andal adalah orang yang sudah bisa mempengaruhi jiwa konsumen.
Bukan lagi hanya kantongnya, sehingga orang tersebut tidak bisa berbuat
apa-apa. Kunci keberhasilan adalah kejujuran yang mengandung itikad
baik. Dalam berusaha saya tidak selalu memikirkan untung. Keuntungan
hanya membuat kita kaya secara meteri, namun tidak secara batin. Untuk
apa kaya kalau tidak bahagia? Bukan berarti saya menganjurkan miskin.
Akan lebih rugi bila sudah miskin tidak bahagia. Jadi tujuan hidup bukan
miskin atau kaya, tapi bahagia.Yang disebut bahagia adalah orang yang
bisa berkarya untuk diri sendiri dan bermanfaat untuk masyarakat. Kalau
mau kaya, usahakan jangan sampai orang lain menjadi miskin karenanya.
Saya mempunyai filosofi, “lebih baik sedikit tetapi cukup daripada
banyak tetapi kurang.” Miskin di sini saya artikan adalah cukup. Kalau
sudah merasa sudah cukup, untuk apa memikirkan banyak?
Dalam
hidup saya memakai sistem kompromi. Separuh untuk nafkah separuh lagi
untuk kehidupan. Karena mencari nafkah itu belum tentu hidup. Apabila
sudah bisa menikmati hidup, barulah namanya hidup. Hidup itu
sebenarnya mudah karena Tuhan Maha Baik, Dia akan memberikan segala yang
diminta hambanya. Manusia itu sering berbicara bahwa Tuhan Maha Tahu,
tapi mereka sok. Tuhan Maha Kuasa tapi kita sok kuasa akhirnya kita tidak mau rendah hati. Sebetulnya, kalau rendah hati, hidup ini jadi indah.
Selain
mengelola Joger, saya juga sering menjadi pembicara di
seminar-seminar.Saya sering mengungkapkan , kembangkanlah diri kalau mau
percaya diri. Tapi sebelum mengembangkan diri, harustahu diri. Jadi
intinya adalah tahu diri, setelah itu percaya diri. Bagaimana bisa
berusaha, bila tidak percaya diri dan tidak bisa mengembangkan diri?
|
Last Updated on Friday, 16 October 2009 02:47
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar